selamat malam, pejuang



entah kenapa suka banget sama sebutan pejuang. setelah di tolak snmptn undangan kemarin,kata pejuang itu bener-bener terasa, bukan cuma istilah pejuang.
haloo teman-teman pejuang, denger-denger masih ada yang belum bersyukur ya :) ?

di mulai dari UN. nilaiku totalnya 37,7 loh, lebih mirip nilai TO UN kan ? tapi masih ada juga yang nilainya di atasku, masih bingung nilainya ada angka 6 nya. ada juga yang pake kunci jawaban trus masih ngerasa kurang. ada juga yang kemudian mengucap syukur karena nilai bagus dan mengatas namakan kunci itu sebagai bantuan dari yang di Atas.

kemudian SNMPTN, lah kok ya ada yang masih nyalahin temen gegara gak lolos. mbok ya dilihat, itu nilai raport lima semester udah bener-bener murni karya sendiri belum :) ? ada juga sibuk nge screen capt hasil "selamat anda diterima di bla bla bla" padahal lupa kalau seringnya liat buku pas ulangan.

kemudian SBMPTN. yang pengen di UI keterima di UNDIP, yang pengen UGM keterima di univ lain. situ masih ngerasa kurang dan pengen ngejar univ impian? lah kok ya gak mikir ke yang gak keterima perasaanya gimana :)

dear temen-temen pejuang;
Di posisinya kalian yang sekarang itu. dalam kondisi nilai UN yang menurut kalian jelek, dalam kondisi kalian lolos snmptn di jurusan yang gak kalian pingin, dalam kondisi lulus sbmptn di univ yang bukan kalian idamkaan, dalam segala kondisi yang menurut kalian buruk. kalian lupa.

jadi biar aku ingetin ya,
banyak juga loh yang lebih minat, lebih pingin, dan bener bener mau banget di posisi kalian yang sekarang. banyak yang lagi bersaing buat dapetin posisi kalian sekaraang. bahkan parahnya, bisa jadi mereka-mereka yang ketolak di posisi kalian sekarang itu ngelakuin usaha lebih banyak, lebih melelahkan daripada kalian. nah, tapi apa? Allah justru ngasih posisi-yang-menurut-kalian-kurang-itu buat kalian.

teman-teman seperjuanganku,
cobalah kalian buka mata, cobalah kalian keluar dari rumah, cobalah kalian banyak baca artikel atau berita, cobalah kalian pergi ke pelosok-pelosok desa.

coba kaliah hitung berapa banyak temen-temen lain yang gak seberuntung kalian buat lulus UN, SNMPTN, SBMPTN. coba kaliah liat data di web sbmptn, kemudian hitung berapa banyak temen-temen yang harus gugur karena kalian ada di posisi itu sekarang. coba kalian hitung ada berapa banyak anak yang bahkan buat ngelanjutin sekolah aja susah.

nah, yang terakhir ini agak susah. cobalah kalian hitung seberapa besar rasa sedih temen-temen yang belum lulus, belum keterima, bahkan yang belum ada pegangan buat duduk di bangku kuliah. seberapa banyak air mata yang mereka keluarin waktu tau gak keterima di tempat yang justru malah kalian dapetin dengan setengah hati, seberapa banyak rasa kecewa mereka waktu liat kalian yang masih ngeluh dan belum bersyukur sama posisi kalian sekarang.

kalian terlalu sibuk sama mimpi-mimpi kalian. kalian terlalu sibuk mikirin univ dan jurusan yang menurut kalian beken. duh sampai-sampai kalian lupa kalau dimanapun kalian berada, kalian sama-sama belajar. kalian terlalu sibuk merangkai rencana-rencana kehidupan kalian sendiri. sampai-sampai kalian lupa kalau yang di Atas selalu punya rencana yang terbaik (bukan sekedar baik) untuk kalian.

ini boleh di percaya boleh enggak. univ dan jurusan kalian sekarang gak bener-bener nentuin kesuksesan kalian, yang di Atas yang nentukan. yang perlu diinget juga adalah; kalian sukses belum tentu kalian bahagia. kalau kata Bang Tere mah; dimanapun kalian berada, yang namanya kemuliaan hidup itu tidak pernah tertukar.

jadi ....?
alhamdulillah :)

Komentar

  1. Intinya bersyukur, apapun kondisi kita saat ini. Sedih, senang, bahagia, kecewa :)
    Jangan melihat ke atas, karena langit tak memiliki batas. Namun, mari kita lihat ke bawah, maka kita akan tau seberapa tinggi Tuhan telah mengangkat derajat hidup kita.
    Berusaha tetap maksimal, namun tetap Allah yg menentukan hasil. Apakah kita meragukan rencana Allah? Innallahama'asshobiriin :)

    BalasHapus
  2. setuju banget sama paragraf terakhir...

    kereen blognya sering apdet...

    :)

    BalasHapus

Posting Komentar