jau to the u to the uh


Kamu pasti takut kehilangan, aku juga. Tadi saat kau bilang kau memutuskan untuk pergi, aku makin sedih. ada semacam ketakutan dalam hati yang memaksa air mataku tidak berhenti mengalir. kamu belum pernah melihat ada banjir bukan di pipiku? aku makin sadar; bahwa, aku bisa kehilanganmu kapan saja sejak kamu memutuskan untuk sendiri. Maka aku putuskan untuk tidak membantah kata-katamu, lebih-lebih untuk menahanmu tetap disini.

Menjauh untuk menjaga. Kau tahu, kita sama sama membenci konsep itu. Terlalu menyedihkan. Membiarkanmu bertemu dengan banyak wanita dan berharap enam tahun lagi kamu tetap memilihku.

Kita juga sama sama tahu, hakikat cinta sejati adalah melepaskan. Banyak sekali pencinta yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Dan harusnya aku merasa beruntung, kamu bukan satu dari jutaan pencinta yang melupakan konsep itu.

Menjauh untuk menjaga.

Sampai detik inipun aku masih sedang dalam tahap menerima konsep itu. 
Entahlah. 
barangkali aku terlalu takut kehilanganmu suatu hari sedang kita tahu banyak sekali perempuan baik baik di luar sana. 
Barangkali aku terlalu pencemburu untuk melihatmu dengan wanita lain sedang kita tahu aku bukan sapa-sapamu lagi. 
Barangkali juga aku terlalu penakut ditinggalkan saat aku menunggu sedang kita tahu bertahun-tahun itu tidak sebentar.

Tapi,
Bukankah kita juga tahu,
Tidak ada cinta yang tak mulia ketika ekspresi rindu adalah doa.......?


inspired by tulisannya kak azhar sama bang tere.

Komentar