catatan kecil bagian (1) : ketika kamu tua

kemarin Ibu bilang,

ketika kamu tua,
tidak banyak lagi orang yang akan akan memperhatikanmu. karya-karya-mu mungkin tidak lagi di hargai. berjalan saja kamu harus seperti bayi, tapi bedanya wajahmu sudah keriput. tidak menarik lagi seperti saat bayi menangis dan tertawa dulu. ah lagi pula, siapa yang suka dengan wanita tua yang berjalan membungkuk dan tidak bisa apa-apa. begitu, kata Ibu.

kemarin Ibu bilang,

ketika kamu tua,
kamu akan terbiasa melakukan kebiasaan-kebiasaanmu saat kamu muda dulu. karena itu, kamu harus terbiasa hidup sederhana katanya, jangan berlebihan. siapa yang sanggup hidup menua dalam keadaan susah kalau mudanya tidak terbiasa susah, katanya. siapa yang tahu takdir orang, Nak.

kemarin Ibu bilang,

ketika kamu tua,
kamu mana mungkin terbiasa mengaji dan bersyukur kalau sekarang kamu lebih suka meminta lebih dari apa yang kamu miliki sekarang. kalau kamu terus sibuk mendahulukan duniamu supaya dibilang pintar, kaya atau bersahaja. kata Ibu, cukup yang kamu butuhkan saja.

kemarin Ibu bilang,
bagaimana jika Ibumu ini menua?
jika rambut Ibu seluruhnya sudah beruban ? tidak lagi cantik untuk dikenalkan pada siapa siapa,
kemarin Ibu bilang,
bagaimana jika Ibumu ini menua?
jika Ibu berjalan dengan tongkat ? tidak lagi sanggup mendengarkan keluh kesahmu sepanjang hari.

kemarin Ibu bilang,
bagaimana jika Ibumu ini menua?
apakah kamu akan tetap sayang pada Ibu? apakah kamu akan menyempatkan waktu untu berdoa bagi ibumu yang sudah menua ini ?

begitu katanya,
mungkin benar, aku terlalu sibuk memikirkan bahwa aku sedang menua, sedang berubah menjadi dewasa tanpa sadar ibuku juga sedang menua.
harusnya aku tau itu Bu, bukan hanya aku yang tambah tinggi, rambut ibu juga mulai memutih.

Ibu tidak usah khawatir. kasih sayang Ibu sepanjang masa, lebih dari sekedar hari kartini atau hari ibu. Seperti yang Rasul bilang; Ibumu, Ibumu, Ibumu. Ayahmu. seperti yang mario teguh bilang; tidak ada kesetaraan gender. wanita itu lebih mulia daripada laki-laki.
jadi,
menua ataupun tidak, mencitaimu itu kepastian, Bu.

Komentar

Posting Komentar