Surat untuk Bapak Presiden

Jember, 31 Maret 2014

Selamat malam, Pak. Bagaimana kabar bapak? semoga selalu dalam keadaan sehat, amin.

malam, Pak. hari ini tanggal 31 Maret 2014 yang berarti hampir setahun lalu saya pernah mengirim surat untuk bapak (ada di bagian bawah postingan ini). sengaja saya letakkan di postingan yang sama, karena postingan ini visitornya paling banyak ke dua Pak sepanjang saya punya blog ini.

Pak, hari ini H-14 Ujian Nasional. iya, tahun ini saya duduk di kelas 3 SMA. kalau tahun lalu saya bilang, saya mendengar berita-berita tentang kegagalan UN, maka tahun ini saya dan seluruh murid kelas 3 SMA/MA se antero Indonesia yang akan menjadi penentu berita.

Pak, bolehlah saya minta tolong? anggap saja ini mewakili seluruh murid kelas tiga. Tolong sampaikan pada Bapak Menteri pendidikan, percetakan dan semua pihak yang terlibat supaya UN tahun ini dapat berjalan lancar. katanya, ah bukan katanya. tahun ini UN benar-benar di perhitungkan untuk masuk ke perguruan tinggi, 60%, Pak. jadi bisa bapak bayangkan bagaimana sedihnya murid-murid kelas 3 SMA/MA kalau seandainya UNnya tidak berjalan lancar.

Bapak tenang saja, bukan hanya Bapak yang mungkin sedikit deg-degan menebak bagaimana UN tahun ini. saya dan pejuang 2014 lainnya juga (amat sangat) deg-degan, Pak. ini, H-14 dan hari libur. tapi saya yakin banyak murid kelas tiga yang sedang menyempatkan diri untuk membuka buku. untuk melakukan persiapan terbaik untuk menghadapi apa yang kita sebut sengan Ujian Nasional. banyak murid kelas tiga yang menyempatkan diri untuk sekedar menebak-nebak apa yang terjadi 14 hari lagi, sukseskah-gagalkah. demi Ujian yang katanya sudah berubah jauh semakin susah sejak tahun lalu.

sangat-amat-banyak-sekali pak anak yang sedang menghitung hari.......

kami akan berusaha semaksimal mungkin pak supaya tidak mengecewakan Bapak. jadi, Bapak doakan kami ya semoga dapat mendapatkan kemudahan dan kelancaran untuk menjalani ujian 14 hari lagi. Doakan juga supaya nilai kami bagus-bagus ya pak, maksimal. supaya bapak dan ibu, bapak, bapak menteri, bapak dan ibu guru tidak ada yang kecewa :)


maaf pak, saya sibuk berbicara tentang UN. bagaimana keadaan bapak? 
Pak, saya mau memberi kabar. kalau tahun lalu saya bilang banyak anak-anak yang lebih memilih mencontek. tahun ini saya kabarkan dengan pasti bahwa masih banyak pula anak anak yang mau menjujung tinggi kejujuran. kalau saya tahun lalu bilang banyak yang lebih memilih meremehkan Indonesia, saya kabarkan dengan pasti bahwa semakin banyak pula anak-anak yang cinta pada negeri ini.

sekian pak, jangan lupa istirahat pak. tahun ini tahun politik, Bapak harus banyak beristirhat :)


Jember, 16 April 2013

Selamat malam, Pak. Bagaimana kabar bapak? semoga selalu dalam keadaan sehat, amin.

Boleh saya berbagi cerita kepada orang penting nomer satu di Indonesia? 

Seperti yang bapak tahu, sekarang siswa siswi kelas tiga sedang menghadapi apa yang kita sebut dengan "Ujian Nasional". Berita-berita di televisi memberitakan bagaimana keterlambatan soal, wacana penghapusan Ujian Nasional, Keyakinan bahwa soal UN tidak akan bocor, dan masih banyak lagi.

Saya tidak ingin memberi kritik bagaimana cara kerja Bapak/Menteri Pendidikan/Percetakan ataupun yang lainnya. saya yakin bahwa tidak ada pihak yang menginginkan hal seperti ini terjadi. saya yakin semua pihak telah berusaha semampunya.

Saya tidak ingin membanding-bandingkan bagaimana sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem pendidikan di negara lain. bagaimana seorang siswa merasa benar-benar bejalar dengan enjoy sehingga menganggap belajar itu kebutuhan bukan tuntutan dan contoh-contoh yang lain yang tidak mungkin bisa saya sebutkan satu-satu. tapi pak, saya hanya siswi SMA bukan Menteri Pendidikan yang mempunyai wawasan yang lebih luas. bagaimanapun itu, saya yakin semua itu untuk kepentingan anak bangsa.

boleh pak saya bertanya ?
banyak orang yang bilang kalau kita sekolah untuk menuntut ilmu, kewajiban kita untuk menuntut ilmu. tapi saya merasa nilai itu juga perlu secara tidak langsung. bagaimana tidak? masuk kuliah-pun nilai juga harus di pertimbangkan, bukan? seberapa penting nilai yang tertera di raport menurut bapak?

bagaimana dengan nilai moral? bukankah itu juga penting, pak?
kadang dengan adanya tuntutan itu membuat seseorang merelakan nilai moral dibanding dengan nilai raport. contoh kecil saja, mencontek. saya juga mengalaminya Pak, bukan karena saya tidak pecaya dengan diri saya tetapi karena tuntutan yang ada untuk mendapat nilai bagus diantara tugas yang menumpuk, eskul, OSIS dan yang lainnya.
 
yang terakhir pak, contoh kecil pentingnya nilai moral. kecintaan pada negeri ini.
entah kenapa banyak sekali orang yang meremehkan Indonesia."deh, Indonesia ae lho.." atau "ya wong Indonesia". banyak yang lebih memilih mengeluh dan meremehkan daripada mendoakan untuk Negeri ini lebih baik kedepannya. Bapak jangan lupa berdoa ya, untuk anak-anak bangsa supaya semakin dan selalu mencintai bangsanya :)


sekian pak, semoga bapak terus bersemangat dalam membangun negeri ini :)


Komentar

  1. Semoga bapak presiden membacanya...
    setuju dengan yang terakhir mengenai kecintaan terhadap bangsa sendiri. Hal itu rasanya mash perlu kita tumbuhkan lagi agar kita bisa lebih mengenal dan mencintai bangsanya sendiri

    BalasHapus
  2. iyaa semoga d baca sama pak sby :'

    BalasHapus
  3. Semoga bapak Presiden membacanya..

    saya setuju dengan artikel Ini :)

    BalasHapus
  4. Nice.
    Semoga Pak SBY punya waktu untuk baca surat ini. Amin

    BalasHapus
  5. tetep fokus dan yang penting tenang....

    UN bukan akhir segalanya....

    BalasHapus
  6. satu lagi, di link aja post ini ke twitternya Presidenmu....

    barangkali mau baca....

    BalasHapus

Posting Komentar